Minggu, 07 Oktober 2012

puisi



Derita yang Berbuah Bahagia
Niki Saraswati
hidup di dunia tak hentinya derita mengalir
sebab-sebabnya adalah memetik buah pengetahuan
khususnya dalam mencintai
seluas langit tidak bertiang
saat alasan bahagia dari percikan air sejuk
terasa kabut selimut duka
hilang seketika
Karena Engkau Cinta
yang merajai dunia
menghapus segala kotoran
yang sering menyakiti diri
Karena Engkau Cinta
dengan keAgunganMu
memberkahi dengan kebahagiaan
kekuasaan yang sederhana
Pemurah tanpa pamrih
getaran aliran hidup
mengintari jiwa-ragaku
sampai hilang kesadaran
yang ku ingat adalah ketenangan
Untuk Cinta, KarenaMu
Aku berkemauan hidup
menjalani suka - duka
Pemuja Gadis Cantik Itu
Gordi Afri
Entah dari mana kamu memandangnya
Aku dari sudut matanya
Aku dari bibirnya
Aku dari dadanya
Aku dari bentuk tubuhnya
Aku dari hatinya
Aku dari gaya bicaranya
Aku dari keramahannya
Aku, kamu, dia, mereka, melihat dari sudut yang berbeda
Gadis itu menurut penilaian kita adalah pribadi yang cantik
Cantik hati, cantik bibir, cantik tubuhnya, cantik dadanya, cantik gaya bicaranya, dan cantik yang lainnya
Kita kagum atas semuanya ini
Tetapi pernahkah kita bertanya dari mana semuanya ini?
Dari orang tuanya
Dari keturunannya
Dari bapaknya
Dari mamanya
Dari kakeknya
Dari neneknya
Ah jadi panjang kalau dirunut terus
Akhirnya dari manusia pertama
Manusia yang memperanakkan anak-cucu dan keturunannya
Tetapi siapakah yang lebih dari manusia pertama?
Dialah Pencipta
Maka kecantikan itu adalah anugerah dari sang Pencipta
Jangan berhenti pada rasa kagum akan tubuhnya, dadanya, bibirnya, hatinya, matanya, gaya bicaranya
Kagumilah Penciptanya
Dari sana kamu akan bisa memuliakan sang Pencipta
“Pak Presiden” Tolonglah KPK..
Ajinatha
Aku akan bilang itu bukanlah intervensi
Dan aku sangat yakin rakyat akan ada dibelakangmu
Tidakkah pak presiden tahu
Kalau KPK itu menjadi lemah dan galau
Atau jangan-jangan pak presiden sendiri yang ikut mengacau..
Ayolah pak..tunjukkan kalau
Bapak tidak sedang ikut mengacau..
Untuk apa KPK ada kalau lemah tak berdaya
Dan keberadaan bapak pun tidaklah dianggap apa-apa
Ayolah pak tolong KPK
Bapak itu kepala negara
Punya hak dan kekuasaan untuk berbuat semena-mena
Polisi melemahkan KPK
DPR pun begitu juga..
Apakah bapak sendiri turut serta dengan mereka..
Tentulah tidak, kalau bapak bisa menolong KPK.
Gitu Saja Kok Repot
Yustinus Bianglala
1.000 hari berlalu
darimu guru bangsa
banyak yang tak mungkin dilupa
diantaranya, canda yang membuat tawa
canda sarat makna
makna yang tak tersurat
butuh pemenungan kita semua
makna tak tersurat itu
terlupakan oleh kelucuannya;
lenyap tertimbun tawaan;
hilang akibat kita tak pernah merenung
1.000 hari berlalu
lewat Sinta Nuriyah, belahan jiwamu
frasa canda itu kembali menggema
gemaan canda itu hadir tanpa kelucuan
padanya hanya tersisa makna:
iklas berbuat;
tegarlah hati dan pikiran;
iklas berserah;
tak takut pada ancaman
dulu,
siapa sangka,
frasa canda: gitu saja kok repot
bermakna mulia:
mengajak kita iklas segalanya
ah, Gus Dur….
jika saja kami tahu dari dulu
tak mungkin kami tertawai,
ajakkanmu,
tuk mengiklasi semuanya….

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Bonus Video Klip

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes