BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sejarah
Sejak
dahulu kala, pedang diciptakan sebagai alat untuk melindungi diri.
Manusia menggunakan kekuatan dan ketangkasannya, memilih bahan dan alat,
meningkatkan ketrampilannya dengan menggunakan kepandaiannya. Semua itu
merupakan latar belakang permainan anggar.
Anggar
merupakan salah satu dari sedikit olahraga yang mengakui
profesionalisme sebelum tahun 1980an. Bahkan pada peraturan - peraturan
awal Olimpiade yang ditulis oleh Baron Pierre de Coubertin (presiden
kedua dari International Olympic Committee), dengan jelas menyatakan
bahwa pemain anggar profesional yang disebut dengan Masters
diperbolehkan untuk ikut bertanding.
Anggar
dipertandingkan pada ajang Olimpiade untuk pertama kalinya pada tahun
1896. Merupakan salah satu dari sedikit cabang olahraga yang menjadi
program tetap dalam pelaksanaan Olimpiade.
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan :
• Dapat mengetahui tentang Permainan Anggar
• Dapat mengetahui cara bermain Permainan Anggar
• Dapat mengetahui sejarah Permainan Anggar
C. Rumusan Masalah
• Bagai sebenarnya Tenis Permainan Anggar
• Bagai mana peraturan tenis Permainan Anggar
• Apa saja yang diperlukan dalam permainan Permainan Anggar
D. Batasan Masalah
• Makalah ini hanya membahas tentang permainan Permainan Anggar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anggar
Anggar adalah seni budaya olahraga ketangkasan dengan senjata yang menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong, menusuk atau menangkis
senjata lawan dengan menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan
kelincahan tangan. Dalam artian lebih spesifik, anggaran adalah satu
satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah - sekolah Eropa pada masa
lalu dalam melatih keahlian dalam menggunakan senjata tajam yang
akhirnya menjadi salah satu olahraga resmi di Olimpiade.
Etimologi
kata "anggar" dalam bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Perancis "en
garde", artinya dalam Bahasa Indonesia berarti "bersiap". Kata "en
garde" digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk memberi
perintah "bersiap" kepada pemain. Dalam bahasa Perancis sendiri anggar
disebut sebagai escrime. Walaupun kita menganggap anggar sebagai
permainan yang menghibur, sebagai senjata, sebagai sarana pendidikan
atau pun olahraga, ternyata anggar mempunyai perjalanan sejarah yang
cukup panjang. Kemampuan teknis, catatan pencapaian yang cukup panjang,
di luar hal - hal tersebut adalah nilai - nilai yang terkandung dalam
permainan anggar sendiri hingga kini masih diajarkan melalui praktik
olahraga itu sendiri.
B. Sejarah Masuknya Anggar ke Indonesia
Pada
zaman penjajahan Belanda di Indonesia, para tentara Kerajaan Belanda
membawa serta olahraga anggar masuk ke Indonesia. Pada saat itu terdapat
dus macam tujuan permainan anggar, yaitu untuk berkelahi dan olahraga.
Kemampuan
bermain anggar untuk berkelahi diwajibkan bagi setiap tentara Hindia
Belanda (KNIL) dengan menggunakan kelewang (pedang) atau sangkur.
Sedangkan, permainan anggar untuk olahraga dipersilakan bagi para
bintara, perwira, serta mahasiswa.
Tokoh-tokoh
militer bangsa Indonesia yang mempunya keahlian bermain anggar pada
waktu itu antara lain adalah Drh.Singgih, Soeparman, Maryono, Setu,
Warsimin, Paimin Salekan, Atmo Soewirjo, J. Sengkey, Suratman, Mantiri,
C.H. Kuron, Mangangantung, dan Soekarno.
Untuk
dapat meningkatkan kemampuan bermain anggar maupun olahraga lainnya,
KNIL mendirikan sekolah olahraga militer. Sekolah olahraga militer
tersebut didirikan guna untuk mendidik para guru anggar, guru renang,
dan guru olahraga lainnya. Lembaga pendidikan militer tersebut didirikan
di Bandung dan Magelang.
Pada
masa penjajahan Jepang, tidak ada informasi yang masuk tentang
perkembangan olahraga anggar di Indonesia. Dalam masa perang
kemerdekaan, banyak guru anggar yang berasal dari mantan instruktur
militer Belanda yang menjadi instruktur di Akademi Militer Yogyakarta.
Mereka mengajarkan cara bermain anggar, baik untuk olahraga maupun
berkelahi dengan menggunakan sangkur.
Dalam
Pekan Olahraga Nasional pertama yang diselenggarakan pada tahun 1948 di
Solo, olahraga anggar mulai diperkenalkan serta dieksibisikan oleh para
guru anggar mantan instruktur militer Belanda tersebut.
Setelah
penyerahan kedaulatan Negara Republik Indonesia, para guru anggar yang
tersebar di tanah air mulai mengembangkan olahraga anggar dengan cara
mendirikan perkumpulan-perkumpulan anggar di beberapa daerah. Seperti di
Sumatera Utara, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi
Utara, dan di Sulawesi Selatan.
Perkumpulan
anggar di ibukota kita, Jakarta, didirikan oleh Kasimin Atmosoewirjo,
Soekarno, dan Drh. Singgih. Di awal tahun 1950, Kasimin Atmosoewirjo
mulai mengembangkan olahraga anggar di Jakarta bersama dengan puteranya
yang bernama Suratmin.
Perjuangan
para guru anggar yang telah merintis olahraga anggar di tanah air
selanjutnya dikembangkan oleh para penerus. Baik oleh murid, anak,
maupun cucu, sehingga pada saat ini olahraga anggar dapat terus
berkembang di berbagai provinsi di Indonesia.
Setelah
penyerahan kedaulatan Indonesia oleh pihak Belanda, permainan anggar
mulai diajarkan di sekolah olahraga maupun perguruan tinggi olahraga. Di
lingkungan akademi militer dan polisi juga sempat diajarkan cara
bermain anggar, namun pada akhirnya kurang berkembang.
Dalam
perkembangan selanjutnya, olahraga anggar mulai dipertandingkan dalam
Pekan Olahraga Nasional kedua yang diselenggarakan pada tahun 1951 di
Jakarta. Setelah itu olahraga anggar selalu dipertandingkan dalam setiap
Pekan Olahraga Nasional hingga sekarang
C. Perkembangan Anggar di Indonesia
Cabang
anggar Indonesia, di SEA Games 2007 Thailand hanya kebagian satu medali
perunggu untuk nomor tim floret putri setelah dalam semifinal kalah
tipis dari Filipina 43-44 di Suranaree University of Technology Nakhon
Ratchasima.Sementara itu medali emas direbut tim Singapura yang
mengalahkan tim Filipina dengan 37-25 yang berhak atas medali
perak.Hingga berakhirnya pertandingan cabang anggar, Selasa (11/12),
Indonesia tidak mampu meraih medali emas, dan hanya mengoleksi dua
medali perak dari nomor floret perorangan putri atas nama Fabiola Tirza
Paulany Ratu dan tim degen putri.Selebihnya empat medali perunggu
dihasilkan dari degen perorangan putra atas nama Agustinus Pieter
Manuhutu, degen perorangan putri Isnawaty Sir Idar, dan dua dari tim
floret putra dan putrid.
Pengurus
Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI) memanggil dua atlet
nasional untuk mengikuti Kejuraan Dunia Anggar Kadet dan Junior 2010 di
Baku, Rusia, pada 1-14 April. Ia mengatakan atlet Kaltim yang dipanggil
ialah Ima Safitri, sedangkan dari DKI Jakarta ada Aditya Baskara. Aditya
Baskara yang akan bermain di senjata floret putra kadet, sedangkan Ima
Safi tri akan bermain di nomor senjata sabel kadet.
D. Cara Bermain
Tiga
jenis senjata yang digunakan cabang anggar dalam ajang Olimpiade: foil,
epee dan sabre. Dimainkan di arena seluas 14x1.5 meter. Dilengkapi
dengan kabel dan kostum khusus, para pemain dihubungkan dengan sistem
penilaian elektronik yang akan bereaksi jika terkena tusukan. Dalam
setiap pertandingan digunakan sistem eleminasi langsung. Sebuah tim akan
terdiri dari 3 pemain dan masing - masing akan berduel dengan anggota
tim lawan.
1. Kelas dalam Anggar
Putra:
- épée perorangan
- épée tim
- foil perorangan
- sabre perorangan
- sabre tim
Putri:
- épée perorangan
- foil perorangan
- foil tim
- sabre perorangan
- sabre tim
2. Lapangan/Area
Arena anggar biasanya dalam ruangan tertutup, panjangnya 12 meter dan lebarnya 2 meter. Ditutupi linolium (gabus) dan dilengkapi peralatan elektronik untuk mengetahui terjadinya poin.
3. Pakaian
Pakaian terdiri dari:
- Masker (Pelindung Muka).
- Sarung Tangan.
- Baju Jaket terbuat dari bahan yang kuat dan berwarna putih.
- Untuk pemain Epee atau Poil, baju pemain terbuat dari metal
4. Wasit
Setiap
wasit yang memimpin pertandingan, dapat menjatuhkan sanksi (hukuman)
pada atlet, apabila melakukan pelanggaran yang ditentukan. Pelanggaran
pertama, wasit mengeluarkan kartu kuning. Pelanggaran kedua, wasit
mengeluarkan kartu merah. Pelanggaran ketiga, wasit mengeluarkan kartu
hitam, (pelanggaran berat, atlet diskor dari
pertandingan).
E. Nomor-nomor dalam anggar
Anggar yang dipertandingkan pada olimpiade memainkan tiga nomor, yang dinamakan berdasarkan senjatanya:
- Floret (foil): Pedang yang berbentuk langsing, lentur dan ringan, ujungnya datar atau bulat, tumpul dan berpegas. Bila ditusukkan dapat naik/turun, beratny 500 gram (5 ons). Pelindung tangan yang terdapat pada floret lebih kecil dibandingkan dengan Degen dan Sabel. Ujungnya untuk menusuk dan bagian bawah pedang untuk menangkis dan menekan.
- Sabel (sabre): Pedang yang berbentuk segitiga dan sudutnya tidak tajam, seperti parang kecil, semakin keatas semakin pipih dan ujungnya ditekuk hingga tidak meruncing, beratnya 500 gram. Pelindungan penuh menutupi tangan sampai pangkal tangkai. Bagian atas pedang untuk memarang dan bagian bawah untuk menangkis, serta ujungnya untuk menusuk.
- Degen (epée): Pedang berbentuk segitiga dan berparit, pada pangkalnya tebal dan samping keujung kecil, agak kaku. Ujungnya datar dan berpegas dengan pelindung tangan besar, beratnya 750-770 gram. Bagian bawah pedang untuk menangkis dan ujungnya untuk menusuk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
mempunyai perjalanan sejarah yang cukup panjang. Kemampuan teknis,
catatan pencapaian yang cukup panjang, di luar hal - hal tersebut
adalah nilai - nilai yang terkandung dalam permainan anggar sendiri
hingga kini masih diajarkan melalui praktik olahraga itu sendiri.
B. Saran
Bermain Anggar juga
menuntut kemampuan gerak dan ketepatan dalam menempatkan senjata, Untuk
dapat bermain Anggar kita harus banyak berlatih dan bagi yang anda
harus memupuk latihan yang ulet karena dalam permainan ini sangat
diperlukan konsentrasi yang tinggi.
DAFTARPUSTAKA
1. http://www.olympic.or.id/index.php/section/sports/sid/11
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Anggar
3. http://www.olympic.or.id/index.php/section/sports/sid/11
4. Buku Cerdas karya Edi Sigar, hal 608[rujukan rusak]
5. http://www.ikasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=25&Itemid=28
6. http://www.kapanlagi.com/h/0000203922.html
7. http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?idkat=29&id=48703
0 komentar:
Posting Komentar