Sabtu, 11 Mei 2013

puisi BJ Habibie

Inilah puisi yang ditulis oleh BJ Habibie untuk istrinya yang telah meninggal.

Sebenarnya...
Ini bukan tentang kematianmu, bukan itu...!!!
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya.
Dan kematian adalah sesuatu yang pasti.
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat.
Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang dalam sekejap saja!
Lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati.
Hatiku seperti tak di tempatnya.
Dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang...?
Rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang.
Pada kesetiaan yang telah engkau ukir, pada kenangan pahit manis selama engkau ada.

Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini.
Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang.
Tanpa mereka sadari, bahwa engkaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

Mana mungkin aku setia...?
Padahal memang kecenderunganku adalah mendua.
Tapi engkau ajarkan aku arti kesetiaan, sehingga aku setia.
Engkau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan...
Kau dari-Nya, dan kembali kepada-Nya.
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

Selamat jalan sayang...
Cahaya mataku, penyejuk jiwaku.

Selamat jalan...
Calon bidadari Surgaku.
Bagi yang sudah nonton filmnya tentu tahu puisi yang dibacakan di bagian terakhir dari film ini.
Puisi tersebut merupakan sebuah untaian kata-kata penuh makna akan arti sebuah cinta kasih dan nilai sebuah kesetiaan antara Habibie dan Ainun.
Mudah-mudahan kita bisa memetik pelajaran di dalamnya :)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Bonus Video Klip

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes