BUDAK
MINGGAT
Ringkasan Novel
Ringkasan Novel
Seorang
anak Si Kampeng namanya, berusia 16 tahun. Ayahnya telah tiada. Ia berada di
bawah asuhan ayah tirinya.
Ayah
titinya sering menasehati dan memarahi Si Kampeng karena Kampeng terlalu senang
bermain dan lupa membantu ayah tirinya yang pemarah.
Pada
suatu senja. Kampeng disuruh oleh ayah tirinya membeli tembakau dengan dibekali
uang satu rupiah. Pada saat ia akan membayarkannya, uang itu hilang. Ia pulang
ke rumah tanpa tembakau. Marah ayah tirinya menjadi-jadi, meskipun ibunya turut
membela Kampeng. Sebuah tamparan mendarat di pipi ibu Kampeng, ketika tamparan
kedua akan mendarat di pipi ibu Kampeng, ia mencegahnya karena tidak tega
melihat ibunya teraniaya. Ia menerjang tulang rusuk ayah tirinya. Darah pun
muncrat dari kepala ayah tirinya yang luka membentur tiang. Kampeng kaget dan
ketakutan, pikirannya kalut dan bingung, tidak tahu apa yang mesti dilakukan.
Kemudian Kampeng pun larilah, minggat tanpa tujuan.
Dalam
perjalanan minggatnya, Si kapeng ditipu orang. Ia terjual ke Deli, menjadi kuli
perkebunan. Akan tetapi karena usia Kampeng masih terlalu muda, dia tidak jadi
dipekerjakan sebagai kuli. Seorang Cina membawanya ke pulau Bengkalis untuk
dipekerjakan sebagai penebang kayu di hutan belantara. Kampeng bertemu dengan mandor-mandor
yang galak dan kejam. Untunglah dia bertemu dengan teman senasib anak Cina, Kim
San namanya.
Pada
suatu hari, ketika Kampeng sedang menebang pohon di hutan, Kim san sakit berat.
Tidak seorangpun mau menolong, kecuali kampeng. Hujan turun dengan lebatnya.
Seekor harimau besar tiba-tiba muncul dan mengaum menyeramkan. Si Kampeng lari
terbirit-birit sambil kepayahan menggendong Kim San yang sakit menuju sebuah
los. Demikian Kampeng memasuki pintu los, kepala harimau pun nongol di lubang
pintu. Kampeng tak menyia-nyiakan kesempatan, leher harimau itu secepatnya
dijepit dengan daun pintu dengan sekuat tenaga yang masih tersisa padanya.
Harimau mati setelah berontak meronta-ronta karena lehernya tercekik oleh daun
pintu, Kampeng selamat, orang-orang yang berada di sana semuanya memuji
keberanian Kampeng.
Serombongan
pemeriksa datanglah ke hutan penebang kayu, tempat Kampeng menyandang derita.
Kampeng diberi kesempatan melaporkan tentang kehidupan kuli-kuli disana.
Akibatnya, banyak mandor kejam yang diberhentikan. Kampeng diperbolehkan keluar
dari tempat penebangan kayu, sebagai penghargaanatas laporan yang diberikannya
dan karena usia Kampeng yang masih sangat muda.
Pergilah
kampeng ke kota Bengkalis. Di sana dia menjadi tukang tembok atas pertolongan
Arsim dan Akbar. Kampeng bekerja tekun dan sungguh-sungguh sehingga mendapat
kepercayaan majikannya, akibatnya, Kampeng dibawa pindah majikannya ke Padang.
Di sana Kampeng bekerja lebih rajin lagi, namun karena Kampeng sangat disayangi
majikannya, dia dibenci dan bahkan difitnah oleh pegawai-pegawai lain. Kampeng
minta berhenti bekerja di sana. Kampeng memperoleh pekerjaan lain menjadi
tukang kayu dan membuat jembatan. Dia tetap bekerja rajin, sungguh-sungguh dan
jujur. Majikannya yang baru ini pun menyayanginya pula.
Rasa
rindu kampung halaman datang mencekam perasaan Kampeng. Setelah cukup uang
tabungannya, dia pulang ke Jawa. Dalam perjalanan pulang ke pulau Jawa, Kampeng
mampir belanja di pasar Golodog. Secara kebetulan, dia disana berjumpa dengan
Kim San, orang yang pernah ditolongnya ketika sakit di tengah hutan penebangan
kayu. Kim San kini telah menjadi seorang pedagang kain. Sebagai tanda terima
kasih Kim San pada Kampeng, Kim Sanmemberikan sejumlah kain dan uang.
Kampeng
meneruskan perjalanan pulang ke kampung. Pulanglah Kampeng, si anak hilang ke
pangkuan ibunya. Betapa bahagia hati
seorang ibu yang menemukan kembali anaknya yang sudah dianggap hilang.
0 komentar:
Posting Komentar