KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridhonya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah sejarah mengenai “KEBUDAYAAN INDIA” ini.
tak lupa shalawat serta salam semoga terlimpah
curah kepada junjungan kita semua Habibana Wanabiyyana Muhammad saw.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan yang harus
kami perbaiki untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
Kami
berharap semoga isi dalam makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi pembaca, khususnya bagi penulis.
Garut,
22 April 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………........i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………......................ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Dagang India dengan Cina
.................................................................2
2.2 Masuknya Pengaruh Kebudayaan India ke Indonesia
.........................................3
2.3 Pengaruh Kebudayaan India dalam Kebudayaan Indonesia
................................5
2.4 Penyebab Masuknya Kebudayaan India ke Indonesia .......................................12
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………….....…...............14
BAB I
PENDAHULUAN
India masuk ke Indonesia sangat
membawa pengaruh luar biasa, terutama di sektor ekonomi, polik, budaya dan
agama. Dan efek yang terasa sampai sekarang yang di bawa india adalah dari
sektor keagamaan. Hal itu dikarenakanAgama Hindu dan Budha tokoh penyebarnya
dari India.
India lebih dulu membangun hubungan
dagang ke Cina, sehingga dari faktor Ekonomi India masih kalah duluan dari
India.
Pada permulaan
tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat
peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini
menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas
perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu
jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia
yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada
di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu:
1. Sering
dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
2. Kesempatan
melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar.
3. Pergaulan
dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan.
4. Pengaruh asing
masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia
dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya
percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh
kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa hipotesis yang
dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HUBUNGAN DAGANG INDIA DENGAN
CINA
Pada awal abad
pertama masehi, perdagangan antara Cina, India, dan daerah sekitar Laut Tengah
melalui jalan sutera sangat ramai. Namun jalan darat ini menjadi tidak
aman akibat banyaknya perampok. Para pedagang kemudian beralih melalui jalan
laut yang terdekat, yaitu antara India dengan Cina dan berlabuh di Selat
Malaka. Jalur perdagangan melalui Selat Malaka menjadi ramai, maka
bermunculanlah bandar-bandar tempat para pedagang menjual dan membeli barang
dagangan. Di Selat Malaka ini banyak pula para pedagang dari Indonesia, yang
turut serta dalam perdagangan tersebut.
Dalam
perkembangan selanjutnya, hubungan dagang antara India dan Cina berkembang
semakin pesat. Dari Cina, India memperoleh sutera dan barang-barang porselen.
Sedangkan India banyak mengekspor barang-barang dari gading, tenunan halus, dan
barang ukiran. Kontak perdagangan ini melibatkan pula para pedagang Indonesia.
Para pedagang India dan Cina ini banyak yang membeli barang dagangan dari
Indonesia, yaitu rempah-rempah, kayu cendana, emas, perak dan lain-lain.
Cengkeh yang ketika itu merupakan salah satu hasil kepulauan Indonesia bagian
timur menjadi barang dagangan yang sangat dicari oleh para pedagang India.
Masuknya
Pengaruh Kebudayaan India ke Indonesia
Pada mulanya hubungan antara Indonesia dengan India dalam bentuk hubungan
dagang. Hubungan ini kemudian berkembang menjadi hubungan agama dan budaya. Proses
masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia tidaklah berasal dari satu tempat
atau daerah di Indonesia. Kita tidak mengetahui secara pasti agama mana yang
mula-mula datang ke Indonesia. Tetapi pada masa sekitar permulaan tarikh masehi
di Indonesia telah dikenal agama Hindu dan Budha. Pada mulanya agama Hindu yang
berkembang dan mempunyai banyak pengikut di Indonesia. Sebenarnya agama Budha
juga sudah masuk namun belum berkembang. Hal ini terbukti dari agama yang
dipeluk oleh raja Mulawarman dari Kutai dan raja Purnawarman dari Tarumanegara,
yakni agama Hindu.
Seorang pengembara Cina bernama Fa-shien menyebutkan bahwa agama Budha di
Ye-po-ti (Pulau Jawa) tidak banyak. Pada tahun 414 Masehi, Fa-shien datang ke
Pulau Jawa karena perahu yang ditumpanginya dari India mengalami kerusakan. Ia
kemudian tinggal menetap untuk beberapa waktu di Indonesia. Dia mempelajari
kehidupan bangsa Indonesia ketika itu dan mencatatnya. Disebutkannya bahwa
kehidupan pemeluk agama Hindu dan Budha telah dapat hidup berdampingan secara
damai. Setelah hidup berdampingan selama berabad-abad terjadilah sinkretisme
(perpaduan) antara kedua agama tersebut. Hasil sinkretisme ini kemudian
menumbuhkan suatu aliran baru yang disebut Siwa-Budha. Agama ini berkembang
pesat pada abad ke-13 Masehi. Penganut aliran agama ini, antara lain raja
Kertanegara dan Adityawarman. Meskipun unsur budaya India mempengaruhi budaya
Indonesia, tetapi budaya Indonesia tidak kehilangan kepribadiannya. Dalam
perkembangannya, pengaruh itu mewujudkan budaya Indonesia baru yang coraknya
masih terlihat sampai sekarang.
·
Orang India menyebarkan
kebudayaannya melalui hasil karya sastra, yang berbahasa Sansekerta dan Tamil
yang berkembang di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
·
Pada abad 1-5 M di Indonesia muncul
pusat-pusat perdagangan terutama pada daerah yang dekat dengan jalur
perdagangan tersebut. Awalnya hanya sebagai tempat persinggahan tetapi akhirnya
orang Indonesia ikut dalam kegiatan perdagangan sehingga Indonesia menjadi
pusat pertemuan antar para pedagang, termasuk pedagang India.
·
Hal ini menyebabkan masuknya
pengaruh budaya India pada berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia.
Terlihat dengan masyarakat Indonesia yang akhirnya memeluk agama Hindu-Budha
serta berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia yang mendapat pengaruh India
seperti Kutai, Tarumanegara, dsb.
·
Transfer kebudayaan India merupakan
tahapan terakhir dari masa budaya pra sejarah setelah tahun 500 SM.
Penyebarannya melalui proses perdagangan, yaitu jalur maritim melalui kawasan
Malaka. Jalur perdagangan antar bangsa tersebut kemudian lebih dikenal dengan
jalur Sutera. Bukti arkeologisnya ditemukan manik-manik berbahan kaca dan
serpihan-serpihan kaca yang bertuliskan huruf Brahmi.
·
Kebudayan Indonesia pada zaman kuno
mempunyai fungsi strategis dalam jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan
kuno, yaitu India dan Cina. Hubungan perdagangan Indonesia-India jauh lebih
awal jika dibandingkan dengan hubungan Indonesia-Cina. Dimana hubungan
perdagangan Indonesia India telah terjalin sejak awal abad 1 M. Hubungan dagang
tersebut kemudian berkembang menjadi proses penyebaran kebudayaan. Penyebaran
budaya India tersebut menyebabkan:
a.
Tersebarnya agama Hindu-Budha di kalangan masyarakat Indonesia
b.
Dikenalnya sistem pemerintahan kerajaan
c.
Dikenalnya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa yang menandai masuknya zaman
sejarah bagi masyarakat kepulauan Indonesia
d. Budaya
India tersebut meninggalkan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat prasejarah
Indonesia terutama pada seni ukir, pahat, dan tulisan.
Kebudayaan
India yang memegang peranan penting dalam perkembangan masyarakat prasejarah
menjadi masyarakat sejarah.
2.3 Pengaruh Budaya India yang masuk ke Indonesia
Pengaruh Budaya India yang masuk ke Indonesia antara lain terlihat dalam
bidang:
1.
Pengaruh Bidang Agama
Pengaruh agama dari India tentunya tidak akan lepas dari agama Hindu dan
Budha. Karena yang membawa agama itu adalah mereka. Sejarahnya adalah
Penyebaran agama Hindu dan Buhda di Indonesia dilakukan bersamaan dengan
kegiatan perdagangan atau hubungan dagang. Di samping itu penyebaran juga
dilakukan dengan mendatangkan para Brahmana / pendeta dari India dan mengirim
orang-orang Indonesia ke India untuk mempelajari agama Hindu. Pengaruh
kebudayaan dari Timur yang dipilih secara selektif dan disesuaikan dengan
kehidupan masyarakat Indonesia. Pengaruh yang diberikan tersebut sangat besar
terutama dalam hal kepercayaan, pemerintahan, ekonomi dan kebudayaan.
Di Indonesia menjadi babak baru dalam kehidupan kepercayaan
masyarakat Indonesia. Masyarakat indonesia yang tadinya mempunyai
kepercayaan animisme kemudian berubah menjadi penganut agama tersebut meskipun
masih terdapat pengaruh kepercayaan lama seperti pemujaan kepada roh nenek
moyang dll. Pada bidang pemerintahan, Sistem pemerintahan kesukuan dan pemujaan
terhadap tokoh spiritual atau kepala suku kemudian bergeser menjadi
pemerintahan kerajaan. Sistem pemerintahan kerajaan pemimpin berasal dari
keturunan raja sebelumnya. Pada sistem Sosial, perubahan kehidupan sosial juga
terjadi dalam masyarakat, misalnya pengaruh pembentukan kasta dalam struktur
sosial kemasyarakatan. Pada sistem Ekonomi, aktifitas ekonomi dari barter
menjadi sistem uang dan perdagangan yang semakin maju menjadi salah satu bentuk
perubahan dalam bidang ekonomi. Pada sistem kebudayaan, antara lain terlihat
pada hasil peninggalan seperti candi, tempat ibadah, seni sastra. Cerita-cerita
ephos seperti Ramayana dan Mahabarata menjadi sumber inspirasi cerita rakyat
dan perubahan kebudayaan lama.
2.
Pengaruh Bidang Ekonomi
Pengaruh
India masuk ke Indonesia dalam bidang ekonomi tidak terlalu banyak. Hal itu
dikarenakanmisi utama mereka masuk ke Indonesia bukan untuk berdagang, tapi
untuk menyebarkan agama Hindu. Tapi karena India mempunyai semangat etos yang
tinggi dalam mencari uang jadi masyarakat sekitar mulai untuk mencontoh india
dalam bidang ekonomi. Dan mereka dalam berdagang juga sangat luwes, jadi
kebanyakan masyarakat indonesia meniru dari keluesan mereka dalam berdagang.
3.
Pengaruh Bidang Politik
Pertama kali Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang
India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan
kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas
tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti
Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya. Menurut sejarah yang ditemukan bahwasannya
India adalah salah satu membawa misi penyebaran agama sekaligus memberi wawasan
dengan sisitem pemerintah kerajaan. Hal itu terbukti dalam terbentuknya
kerajaan hindu dan budha.
Penduduk asli Indonesia telah mengembangkan sejumlah pranata sosial semisal
“Negara.” Entitas Negara ini diantaranya dibuktikan dengan adanya prasasti
Muara Kaman yang menunjukkan kerajaan Kutai dengan rajanya Kudungga.
Orang-orang Indonesia ini kemudian melakukan kontak dengan para pedagang dari
India. Selain di Kutai, juga berdiri kerajaan-kerajaan di Jawa Barat tepatnya
di tepi sungai Cisadane Bogor.
Kerajaan-kerajaan tersebut sudah hidup makmur lewat kontak dagangnya dengan
India Selatan. Raja-rajanya kemudian mengadaptasi konsep-konsep Hindu ke dalam
struktur kerajaannya. Mereka mengundang para Brahmana India Selatan dari aliran
Wisnu atau Brahma. Para pendeta tersebut memberi konsultasi dan nasehat
mengenai struktur dan upacara-upacara keagamaan, termasuk pula bentuk Negara,
organisasi Negara, dan upacara-ucapara kenegaraan menurut sistem yang berlaku
di India Selatan. Ke-"jenius-lokal"-an orang-orang Indonesia ini
ditunjukkan dengan kemampuan mereka mengadaptasi pola-pola sosial dan politik
India ke dalam hidup kerajaan mereka.
4.
Pengaruh Bidang Budaya
Budaya Indonesia asli seperti “desa” yang egaliter perlahan berubah dengan
masuknya konsep kenegaraan India Selatan yang hirarkis. Raja mulai dianggap
sebagai turunan dewa. Namun, pengaruh hirarkis ini juga tidak dapat dipukul
rata. Ia terutama diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan Indonesia yang ada di
pedalaman dan mengandalkan pertanian dan penggunaan irigasi sebagai basis
ekonominya. Masyarakat atau kerajaan di pesisir pantai tidak terlampau
terpengaruh oleh sistem India Selatan ini. Di masa mendatang, wilayah-wilayah
pesisiran kerap melakukan pembangkangan politik atas kuasa sentral di
pedalaman. Misalnya, pemberontakan Pati (pesisir Utara) di bawah pimpinan
Adipati Pragola terhadap Sultan Agung Hanyakrakusuma di Yogyakarta
(pedalaman-sentral).
Negara pesisir lain semisal Sriwijaya juga biasanya mengandalkan
perdagangan sebagai basis ekonominya. Dalam Negara yang demikian, tidak
diperlukan wilayah pertanian, petani yang banyak, sistem komando yang tersentralistik,
serta pedalaman yang luas oleh sebab barang produksi dapat diperoleh lewat
interaksi pertukaran. Hubungan lebih berada dalam suasana egalitarian. Ini
mungkin menjadi sebab Sriwijaya pun lebih terpengaruh oleh Buddha ketimbang
Hindu.
Sebaliknya, di Jawa lebih berkembang pengaruh Hindu. Ini akibat basis
ekonomi Jawa yang kental nuansa pertaniannya. Contoh dari ini adalah kerajaan
Majapahit, Kediri, Singasari, juga Mataram Kuno. Mereka adalah Negara-negara
agraris. Letaknya di daerah-daerah subur lembah sungai, gunung berapi, dan
rakyatnya hidup dari bercocok tanam. Akibat surplus beras, mulailah
kerajaan-kerajaan Jawa ini berekspansi keluar wilayah (misalnya Majapahit)
dengan mencari Negara-negara bawahan di kepulauan Nusantara. Pola sentralistik
kuasa politik mereka kemudian berbenturan dengan nuansa egalitarian di
kerajaan-kerajaan (atau wilayah-wilayan) pesisiran.
Kerajaan Jawa biasanay tersusun secara hirarkis, dengan semua pemberkatan
diutarakan kepada raja. Namun, susunan ini hanya berlangsung di level atas (palace
circle) sementara masyarakat biasa hampir tidak tersentuh oleh ciri ini.
Inilah yang mungkin mengakibatkan pengaruh-pengaruh lain semisal Islam dan
Barat (terutama Islam yang egalitarian) masuk dengan mudahnya ke kalangan
masyarakat Indonesia.
Pengaruh budaya India di Indonesia sangat besar bahkan begitu mudah
diterima di Indonesia hal ini dikarenakan unsur-unsur budaya tersebut telah ada
dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa
mudah diserap dan dijadikan pelengkap.
Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak pada:
·
Seni Bangunan
Akulturasi dalam seni bangunan tampak pada bentuk bangunan candi. Di
India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Di
Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai
makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah sang raja yang telah
meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan
masyarakat kerajaan tersebut terhadap sang raja.
Contohnya:
1.
Candi Kidal (di Malang), merupakan tempat Anusapati di perabukan.
2.
Candi Jago (di Malang), merupakan tempat Wisnuwardhana di perabukan.
3.
Candi Singosari (di Malang) merupakan tempat Kertanegara diperabukan.
Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip
(merupakan perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan
antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek
moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya
adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan roh nenek moyang.
Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
·
Seni rupa, dan seni ukir.
Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan seni ukir terlihat pada relief
atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.
Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur bukan hanya
menggambarkan riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang menggambarkan
lingkungan alam Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan bentuk
perahu bercadik yang menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa Indonesia pada
masa itu.
·
Seni Hias
Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di Indonesia meskipun
dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan hiasan khas
Indonesia.
Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik.
·
Aksara/tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad
5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf
Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang
dipakai di Indonesia dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti
tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan
Candi Badut yang ada di Malang.
·
Kesusastraan
Setelah kebudayaan tulis seni sastrapun mulai berkembang dengan pesat. Seni
sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi). Tembang jawa kuno
umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama dari India.
Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab
keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta
kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan
serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.
Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama
kisah Ramayana dan Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para
pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu
Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah
Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang
purwa).
Pertunjukkan wayang banyak mengandung nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam pertunjukkan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya
sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas
Indonesia seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.
5. Pemerintahan
Sebelum kedatangan bangsa India, bangsa Indonesia
telah mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara sederhana yaitu semacam
pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana rakyat mengangkat
seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya
adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing serta memiliki
kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam hal kekuatan
gaib atau kesaktian.
Masuknya pengaruh India menyebabkan muncul sistem
pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja secara
turun-temurun. Peran raja di Indonesia berbeda dengan di India dimana raja
memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan segalanya. Di Indonesia,
raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah. Raja bertindak ke luar
sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh. Sedangkan ke dalam, raja
sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.
6. Sosial
Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia mengikuti
perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia menerima
dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi perkembangannya selalu
disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.
Masuknya pengaruh India di Indonesia menyebabkan mulai
adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang
juga diberlakukan. Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu
sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada
sistem gotong-royong.
Dalam perkembangannya kehidupan sosial masyarakat
Indonesia distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat
(mulai mengenal sistem kasta)
7. Kepercayaan
Sebelum pengaruh India berkembang di Indonesia,
masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh
nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).
Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan
berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur
kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur
dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di
Indonesia.
2.4 Penyebab Masuknya Kebudayaan India ke Indonesia:
Penyebab
Masuknya Kebudayaan India ke Indonesia:
1. Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat
berperan dalam upaya penyebaran budaya Hindu di Indonesia. Para brahmana
mendapat undangan dari penguasa Indonesia untuk menobatkan raja dan memimpin
upacara-upacara keagamaan. Pendukung hipotesis ini adalah Van Leur.
Hipotesis
Ksatria
Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya
Hindu dilakukan oleh kaum ksatria. Menurut hipotesis ini, di masa lampau di
India sering terjadi peperangan antargolongan di dalam masyarakat. Para
prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang, lantas meninggalkan India.
Rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka
inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat
tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan budaya
Hindu. F.D.K. Bosch adalah salah seorang pendukung hipotesis ksatria.
2. Hipotesis Ksatria
Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya
Hindu dilakukan oleh kaum ksatria. Menurut hipotesis ini, di masa lampau di
India sering terjadi peperangan antargolongan di dalam masyarakat. Para
prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang, lantas meninggalkan India. Rupanya,
diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang
kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di
tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu. F.D.K. Bosch
adalah salah seorang pendukung hipotesis ksatria.
3. Hipotesis Waisya
Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang
berasal dari kelompok pedagang telah berperan dalam menyebarkan budaya Hindu ke
Nusantara. Para pedagang banyak berhubungan dengan para penguasa beserta
rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah membuka peluang bagi terjadinya proses
penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom adalah salah satu pendukung dari hipotesis
waisya.
3. Hipotesis Sudra
Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di
India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang
buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya.
Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam
penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.
Selain pendapat di atas, para ahli menduga banyak pemuda di
wilayah Indonesia yang belajar agama Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan
mereka mendirikan organisasi yang disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang
banyak, mereka kembali untuk menyebarkannya. Pendapat semacam ini disebut Teori
Arus Balik.
Pada umumnya para ahli cenderung kepada pendapat yang
menyatakan bahwa masuknya budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa dan
disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia sendiri. Bukti tertua pengaruh budaya
India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu Buddha di daerah Sempaga
(Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini mempunyai langgam yang
sama dengan arca yang dibuat di Amarawati (India). Para ahli memperkirakan,
arca Buddha tersebut merupakan barang dagangan atau barang persembahan untuk
bangunan suci agama Buddha. Selain itu, banyak pula ditemukan prasasti tertua
dalam bahasa Sanskerta dan Malayu kuno. Berita yang disampaikan
prasasti-prasasti itu memberi petunjuk bahwa budaya Hindu menyebar di Kerajaan
Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.
BAB III
KESIMPULAN
Dari kesimpulan pembahasan di atas
adalah bahwa India juga membawa pengaruh pertama kali dalam sejarah Indonesia
pra Islam. Terbukti dalam bidang ekonomi politik maupun budaya. Indonesia pada
waktu itu masih menganut sistim kerajaan. Jadi yang pada awalnya mengajarkan
secara tidak langsung adalah india. Walaupun merekan datang ke Indonesia untuk
menyebarkan agama Hindu maupun Budha.
Penyebab
Masuknya Kebudayaan India ke Indonesia:
• Hipotesis
Brahmana
• Hipotesis
Ksatria
• Hipotesis
Waisya
• Hipotesis
Sudra
Pengaruh Budaya
India:
• 1. Pengaruh Bidang Agama
• 2. Pengaruh Bidang Ekonomi
• 3. Pengaruh Bidang Politik
• 4. Pengaruh Bidang Budaya
0 komentar:
Posting Komentar