Minggu, 18 Agustus 2013

Makalah Sejarah kebudayaan India

Makalah Sejarah kebudayaan India


KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridhonya kami dapat menyelesaikan tugas makalah sejarah mengenai “KEBUDAYAAN INDIA” ini.
 tak lupa shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada junjungan kita semua Habibana Wanabiyyana Muhammad saw.
          Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
          Kami berharap semoga isi dalam makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis.
Garut, 22 April 2013
    Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………........i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………......................ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1     Hubungan Dagang India dengan Cina .................................................................2
2.2     Masuknya Pengaruh Kebudayaan India ke Indonesia .........................................3
2.3     Pengaruh Kebudayaan India dalam Kebudayaan Indonesia ................................5
2.4     Penyebab Masuknya Kebudayaan India ke Indonesia .......................................12
BAB III          PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………....................14
                                                                                                                                    
 
BAB I
PENDAHULUAN
            India masuk ke Indonesia sangat membawa pengaruh luar biasa, terutama di sektor ekonomi, polik, budaya dan agama. Dan efek yang terasa sampai sekarang yang di bawa india adalah dari sektor keagamaan. Hal itu dikarenakanAgama Hindu dan Budha tokoh penyebarnya dari India.
            India lebih dulu membangun hubungan dagang ke Cina, sehingga dari faktor Ekonomi India masih kalah duluan dari India.
Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu:
1.      Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
2.      Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar.
3.      Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan.
4.      Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HUBUNGAN DAGANG INDIA DENGAN CINA
Pada awal abad pertama masehi, perdagangan antara Cina, India, dan daerah sekitar Laut Tengah melalui jalan sutera sangat ramai. Namun jalan darat ini menjadi tidak aman akibat banyaknya perampok. Para pedagang kemudian beralih melalui jalan laut yang terdekat, yaitu antara India dengan Cina dan berlabuh di Selat Malaka. Jalur perdagangan melalui Selat Malaka menjadi ramai, maka bermunculanlah bandar-bandar tempat para pedagang menjual dan membeli barang dagangan. Di Selat Malaka ini banyak pula para pedagang dari Indonesia, yang turut serta dalam perdagangan tersebut.
Dalam perkembangan selanjutnya, hubungan dagang antara India dan Cina berkembang semakin pesat. Dari Cina, India memperoleh sutera dan barang-barang porselen. Sedangkan India banyak mengekspor barang-barang dari gading, tenunan halus, dan barang ukiran. Kontak perdagangan ini melibatkan pula para pedagang Indonesia. Para pedagang India dan Cina ini banyak yang membeli barang dagangan dari Indonesia, yaitu rempah-rempah, kayu cendana, emas, perak dan lain-lain. Cengkeh yang ketika itu merupakan salah satu hasil kepulauan Indonesia bagian timur menjadi barang dagangan yang sangat dicari oleh para pedagang India.
Masuknya Pengaruh Kebudayaan India ke Indonesia
Pada mulanya hubungan antara Indonesia dengan India dalam bentuk hubungan dagang. Hubungan ini kemudian berkembang menjadi hubungan agama dan budaya. Proses masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia tidaklah berasal dari satu tempat atau daerah di Indonesia. Kita tidak mengetahui secara pasti agama mana yang mula-mula datang ke Indonesia. Tetapi pada masa sekitar permulaan tarikh masehi di Indonesia telah dikenal agama Hindu dan Budha. Pada mulanya agama Hindu yang berkembang dan mempunyai banyak pengikut di Indonesia. Sebenarnya agama Budha juga sudah masuk namun belum berkembang. Hal ini terbukti dari agama yang dipeluk oleh raja Mulawarman dari Kutai dan raja Purnawarman dari Tarumanegara, yakni agama Hindu.
Seorang pengembara Cina bernama Fa-shien menyebutkan bahwa agama Budha di Ye-po-ti (Pulau Jawa) tidak banyak. Pada tahun 414 Masehi, Fa-shien datang ke Pulau Jawa karena perahu yang ditumpanginya dari India mengalami kerusakan. Ia kemudian tinggal menetap untuk beberapa waktu di Indonesia. Dia mempelajari kehidupan bangsa Indonesia ketika itu dan mencatatnya. Disebutkannya bahwa kehidupan pemeluk agama Hindu dan Budha telah dapat hidup berdampingan secara damai. Setelah hidup berdampingan selama berabad-abad terjadilah sinkretisme (perpaduan) antara kedua agama tersebut. Hasil sinkretisme ini kemudian menumbuhkan suatu aliran baru yang disebut Siwa-Budha. Agama ini berkembang pesat pada abad ke-13 Masehi. Penganut aliran agama ini, antara lain raja Kertanegara dan Adityawarman. Meskipun unsur budaya India mempengaruhi budaya Indonesia, tetapi budaya Indonesia tidak kehilangan kepribadiannya. Dalam perkembangannya, pengaruh itu mewujudkan budaya Indonesia baru yang coraknya masih terlihat sampai sekarang.
·                     Orang India menyebarkan kebudayaannya melalui hasil karya sastra, yang berbahasa Sansekerta dan Tamil yang berkembang di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
·                     Pada abad 1-5 M di Indonesia muncul pusat-pusat perdagangan terutama pada daerah yang dekat dengan jalur perdagangan tersebut. Awalnya hanya sebagai tempat persinggahan tetapi akhirnya orang Indonesia ikut dalam kegiatan perdagangan sehingga Indonesia menjadi pusat pertemuan antar para pedagang, termasuk pedagang India.
·                     Hal ini menyebabkan masuknya pengaruh budaya India pada berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Terlihat dengan masyarakat Indonesia yang akhirnya memeluk agama Hindu-Budha serta berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia yang mendapat pengaruh India seperti Kutai, Tarumanegara, dsb.
·         Transfer kebudayaan India merupakan tahapan terakhir dari masa budaya pra sejarah setelah tahun 500 SM. Penyebarannya melalui proses perdagangan, yaitu jalur maritim melalui kawasan Malaka. Jalur perdagangan antar bangsa tersebut kemudian lebih dikenal dengan jalur Sutera. Bukti arkeologisnya ditemukan manik-manik berbahan kaca dan serpihan-serpihan kaca yang bertuliskan huruf Brahmi.
·                     Kebudayan Indonesia pada zaman kuno mempunyai fungsi strategis dalam jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan kuno, yaitu India dan Cina. Hubungan perdagangan Indonesia-India jauh lebih awal jika dibandingkan dengan hubungan Indonesia-Cina. Dimana hubungan perdagangan Indonesia India telah terjalin sejak awal abad 1 M. Hubungan dagang tersebut kemudian berkembang menjadi proses penyebaran kebudayaan. Penyebaran budaya India tersebut menyebabkan:
a. Tersebarnya agama Hindu-Budha di kalangan masyarakat Indonesia
b. Dikenalnya sistem pemerintahan kerajaan
c. Dikenalnya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa yang menandai masuknya zaman sejarah bagi masyarakat kepulauan Indonesia
d. Budaya India tersebut meninggalkan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia terutama pada seni ukir, pahat, dan tulisan.
Kebudayaan India yang memegang peranan penting dalam perkembangan masyarakat prasejarah menjadi masyarakat sejarah.
2.3 Pengaruh Budaya India yang masuk ke Indonesia
Pengaruh Budaya India yang masuk ke Indonesia antara lain terlihat dalam bidang:
1.       Pengaruh Bidang Agama
Pengaruh agama dari India tentunya tidak akan lepas dari agama Hindu dan Budha. Karena yang membawa agama itu adalah mereka. Sejarahnya adalah Penyebaran agama Hindu dan Buhda di Indonesia dilakukan bersamaan dengan kegiatan perdagangan atau hubungan dagang. Di samping itu penyebaran juga dilakukan dengan mendatangkan para Brahmana / pendeta dari India dan mengirim orang-orang Indonesia ke India untuk mempelajari agama Hindu. Pengaruh kebudayaan dari Timur yang dipilih secara selektif dan disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Pengaruh yang diberikan tersebut sangat besar terutama dalam hal kepercayaan, pemerintahan, ekonomi dan kebudayaan.
Di Indonesia menjadi babak baru dalam kehidupan kepercayaan  masyarakat Indonesia. Masyarakat indonesia yang tadinya mempunyai kepercayaan animisme kemudian berubah menjadi penganut agama tersebut meskipun masih terdapat pengaruh kepercayaan lama seperti pemujaan kepada roh nenek moyang dll. Pada bidang pemerintahan, Sistem pemerintahan kesukuan dan pemujaan terhadap tokoh spiritual atau kepala suku kemudian bergeser menjadi pemerintahan kerajaan. Sistem pemerintahan kerajaan pemimpin berasal dari keturunan raja sebelumnya. Pada sistem Sosial, perubahan kehidupan sosial juga terjadi dalam masyarakat, misalnya pengaruh pembentukan kasta dalam struktur sosial kemasyarakatan. Pada sistem Ekonomi, aktifitas ekonomi dari barter menjadi sistem uang dan perdagangan yang semakin maju menjadi salah satu bentuk perubahan dalam bidang ekonomi. Pada sistem kebudayaan, antara lain terlihat pada hasil peninggalan seperti candi, tempat ibadah, seni sastra. Cerita-cerita ephos seperti Ramayana dan Mahabarata menjadi sumber inspirasi cerita rakyat dan perubahan kebudayaan lama.
2.       Pengaruh Bidang Ekonomi
            Pengaruh India masuk ke Indonesia dalam bidang ekonomi tidak terlalu banyak. Hal itu dikarenakanmisi utama mereka masuk ke Indonesia bukan untuk berdagang, tapi untuk menyebarkan agama Hindu. Tapi karena India mempunyai semangat etos yang tinggi dalam mencari uang jadi masyarakat sekitar mulai untuk mencontoh india dalam bidang ekonomi. Dan mereka dalam berdagang juga sangat luwes, jadi kebanyakan masyarakat indonesia meniru dari keluesan mereka dalam berdagang.
3.       Pengaruh Bidang Politik
Pertama kali Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya. Menurut sejarah yang ditemukan bahwasannya India adalah salah satu membawa misi penyebaran agama sekaligus memberi wawasan dengan sisitem pemerintah kerajaan. Hal itu terbukti dalam terbentuknya kerajaan hindu dan budha.
Penduduk asli Indonesia telah mengembangkan sejumlah pranata sosial semisal “Negara.” Entitas Negara ini diantaranya dibuktikan dengan adanya prasasti Muara Kaman yang menunjukkan kerajaan Kutai dengan rajanya Kudungga. Orang-orang Indonesia ini kemudian melakukan kontak dengan para pedagang dari India. Selain di Kutai, juga berdiri kerajaan-kerajaan di Jawa Barat tepatnya di tepi sungai Cisadane Bogor.
Kerajaan-kerajaan tersebut sudah hidup makmur lewat kontak dagangnya dengan India Selatan. Raja-rajanya kemudian mengadaptasi konsep-konsep Hindu ke dalam struktur kerajaannya. Mereka mengundang para Brahmana India Selatan dari aliran Wisnu atau Brahma. Para pendeta tersebut memberi konsultasi dan nasehat mengenai struktur dan upacara-upacara keagamaan, termasuk pula bentuk Negara, organisasi Negara, dan upacara-ucapara kenegaraan menurut sistem yang berlaku di India Selatan. Ke-"jenius-lokal"-an orang-orang Indonesia ini ditunjukkan dengan kemampuan mereka mengadaptasi pola-pola sosial dan politik India ke dalam hidup kerajaan mereka.
4.       Pengaruh Bidang Budaya  
Budaya Indonesia asli seperti “desa” yang egaliter perlahan berubah dengan masuknya konsep kenegaraan India Selatan yang hirarkis. Raja mulai dianggap sebagai turunan dewa. Namun, pengaruh hirarkis ini juga tidak dapat dipukul rata. Ia terutama diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan Indonesia yang ada di pedalaman dan mengandalkan pertanian dan penggunaan irigasi sebagai basis ekonominya. Masyarakat atau kerajaan di pesisir pantai tidak terlampau terpengaruh oleh sistem India Selatan ini. Di masa mendatang, wilayah-wilayah pesisiran kerap melakukan pembangkangan politik atas kuasa sentral di pedalaman. Misalnya, pemberontakan Pati (pesisir Utara) di bawah pimpinan Adipati Pragola terhadap Sultan Agung Hanyakrakusuma di Yogyakarta (pedalaman-sentral).
Negara pesisir lain semisal Sriwijaya juga biasanya mengandalkan perdagangan sebagai basis ekonominya. Dalam Negara yang demikian, tidak diperlukan wilayah pertanian, petani yang banyak, sistem komando yang tersentralistik, serta pedalaman yang luas oleh sebab barang produksi dapat diperoleh lewat interaksi pertukaran. Hubungan lebih berada dalam suasana egalitarian. Ini mungkin menjadi sebab Sriwijaya pun lebih terpengaruh oleh Buddha ketimbang Hindu.
Sebaliknya, di Jawa lebih berkembang pengaruh Hindu. Ini akibat basis ekonomi Jawa yang kental nuansa pertaniannya. Contoh dari ini adalah kerajaan Majapahit, Kediri, Singasari, juga Mataram Kuno. Mereka adalah Negara-negara agraris. Letaknya di daerah-daerah subur lembah sungai, gunung berapi, dan rakyatnya hidup dari bercocok tanam. Akibat surplus beras, mulailah kerajaan-kerajaan Jawa ini berekspansi keluar wilayah (misalnya Majapahit) dengan mencari Negara-negara bawahan di kepulauan Nusantara. Pola sentralistik kuasa politik mereka kemudian berbenturan dengan nuansa egalitarian di kerajaan-kerajaan (atau wilayah-wilayan) pesisiran.
Kerajaan Jawa biasanay tersusun secara hirarkis, dengan semua pemberkatan diutarakan kepada raja. Namun, susunan ini hanya berlangsung di level atas (palace circle) sementara masyarakat biasa hampir tidak tersentuh oleh ciri ini. Inilah yang mungkin mengakibatkan pengaruh-pengaruh lain semisal Islam dan Barat (terutama Islam yang egalitarian) masuk dengan mudahnya ke kalangan masyarakat Indonesia.
Pengaruh budaya India di Indonesia sangat besar bahkan begitu mudah diterima di Indonesia hal ini dikarenakan unsur-unsur budaya tersebut telah ada dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa mudah diserap dan dijadikan pelengkap.
Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak pada:
·         Seni Bangunan
Akulturasi dalam seni bangunan tampak pada bentuk bangunan candi. Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah sang raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat kerajaan tersebut terhadap sang raja.
Contohnya:
1.      Candi Kidal (di Malang), merupakan tempat Anusapati di perabukan.
2.      Candi Jago (di Malang), merupakan tempat Wisnuwardhana di perabukan.
3.      Candi Singosari (di Malang) merupakan tempat Kertanegara diperabukan.
Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip (merupakan perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan roh nenek moyang.
Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
·         Seni rupa, dan seni ukir.
Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan seni ukir terlihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.
Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur bukan hanya menggambarkan riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang menggambarkan lingkungan alam Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan bentuk perahu bercadik yang menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu.
·         Seni Hias
Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di Indonesia meskipun dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan hiasan khas Indonesia.
Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik.
·         Aksara/tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan Candi Badut yang ada di Malang.
·         Kesusastraan
Setelah kebudayaan tulis seni sastrapun mulai berkembang dengan pesat. Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi). Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama dari India.
Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.
Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang purwa).
Pertunjukkan wayang banyak mengandung nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam pertunjukkan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.
5.     Pemerintahan
Sebelum kedatangan bangsa India, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara sederhana yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing serta memiliki kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam hal kekuatan gaib atau kesaktian.
Masuknya pengaruh India menyebabkan muncul sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja secara turun-temurun. Peran raja di Indonesia berbeda dengan di India dimana raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan segalanya. Di Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah. Raja bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh. Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.

6. Sosial         
Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.
Masuknya pengaruh India di Indonesia menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang juga diberlakukan. Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong.
Dalam perkembangannya kehidupan sosial masyarakat Indonesia distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta)
7. Kepercayaan
Sebelum pengaruh India berkembang di Indonesia, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).
Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di Indonesia.
2.4 Penyebab Masuknya Kebudayaan India ke Indonesia:
Penyebab Masuknya Kebudayaan India ke Indonesia:

1. Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat berperan dalam upaya penyebaran budaya Hindu di Indonesia. Para brahmana mendapat undangan dari penguasa Indonesia untuk menobatkan raja dan memimpin upacara-upacara keagamaan. Pendukung hipotesis ini adalah Van Leur.
Hipotesis Ksatria
Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya Hindu dilakukan oleh kaum ksatria. Menurut hipotesis ini, di masa lampau di India sering terjadi peperangan antargolongan di dalam masyarakat. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang, lantas meninggalkan India. Rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu. F.D.K. Bosch adalah salah seorang pendukung hipotesis ksatria.
2. Hipotesis Ksatria
Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya Hindu dilakukan oleh kaum ksatria. Menurut hipotesis ini, di masa lampau di India sering terjadi peperangan antargolongan di dalam masyarakat. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang, lantas meninggalkan India. Rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu. F.D.K. Bosch adalah salah seorang pendukung hipotesis ksatria.
3. Hipotesis Waisya
Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang berasal dari kelompok pedagang telah berperan dalam menyebarkan budaya Hindu ke Nusantara. Para pedagang banyak berhubungan dengan para penguasa beserta rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah membuka peluang bagi terjadinya proses penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom adalah salah satu pendukung dari hipotesis waisya.
3. Hipotesis Sudra
Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.
Selain pendapat di atas, para ahli menduga banyak pemuda di wilayah Indonesia yang belajar agama Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan organisasi yang disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali untuk menyebarkannya. Pendapat semacam ini disebut Teori Arus Balik.
Pada umumnya para ahli cenderung kepada pendapat yang menyatakan bahwa masuknya budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa dan disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia sendiri. Bukti tertua pengaruh budaya India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu Buddha di daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini mempunyai langgam yang sama dengan arca yang dibuat di Amarawati (India). Para ahli memperkirakan, arca Buddha tersebut merupakan barang dagangan atau barang persembahan untuk bangunan suci agama Buddha. Selain itu, banyak pula ditemukan prasasti tertua dalam bahasa Sanskerta dan Malayu kuno. Berita yang disampaikan prasasti-prasasti itu memberi petunjuk bahwa budaya Hindu menyebar di Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.
BAB III
KESIMPULAN
            Dari kesimpulan pembahasan di atas adalah bahwa India juga membawa pengaruh pertama kali dalam sejarah Indonesia pra Islam. Terbukti dalam bidang ekonomi politik maupun budaya. Indonesia pada waktu itu masih menganut sistim kerajaan. Jadi yang pada awalnya mengajarkan secara tidak langsung adalah india. Walaupun merekan datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama Hindu maupun Budha.
Penyebab Masuknya Kebudayaan India ke Indonesia:
      Hipotesis Brahmana
      Hipotesis Ksatria
      Hipotesis Waisya
      Hipotesis Sudra
Pengaruh Budaya India:
      1. Pengaruh Bidang Agama
      2. Pengaruh Bidang Ekonomi
      3. Pengaruh Bidang Politik
      4. Pengaruh Bidang Budaya

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Bonus Video Klip

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes